Kamis, 28 Agustus 2008

RENUNGAN : KETEKUNAN

Bahan bacaan : IBRANI 10 : 19 - 23


Apabila kita menginginkan sesuatu, bermimpilah. .. Tapi jangan biarkan hanya sebatas memimpikannya saja, akan tetapi, berusahalah agar mimpi itu dapat terwujud melalui sebuah usaha yang dilakukan dengan penuh ketekunan, karena salah satu pondasi dari sebuah keberhasilan adalah adanya ketekunan.

Sebuah maha karya dari seorang perancang dapat dibuat dengan detail yang rumit, karena dikerjakan dengan penuh ketekunan. Ketekunan membuat maha karya seorang perancang dapat diselesaikan dengan hasil yang sempurna.

Banyak orang yang mengkaitkan ketekunan pada kegiatan belajar serta kerja keras. Itu benar sekali. Keberhasilan seseorang memang dapat diperoleh setelah seseorang itu melalui proses pembelajaran hidup dan kerja keras, yang dilandasi oleh adanya ketekunan diri, karena ketekunan, akan menempa serta memacu diri seseorang untuk berprestasi.

Dengan kata lain, ketekunan adalah sebuah prinsip yang harus dijalani manusia untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Ketekunan memang merupakan sebuah proses. Dalam hal ini, seseorang memproses dirinya sendiri, dengan jalan melatih serta menempa dirinya untuk mampu menjalani suatu rutinitas tertentu secara berkesinambungan, yang diyakini, apabila dilakukan secara konsisten, akan dapat merubah jalan hidup.

Prinsip awalnya mungkin dibangun secara imajinatif. Namun, ketekunan merupakan bagian dari proses kehidupan, yang dilandasi oleh adanya kesadaran dan kepercayaan dalam diri seseorang. Harapannya, disipilin diri dalam bentuk ketekunan itu, akan bisa menghasilkan buah berupa kesuksesan bagi dirinya sendiri.

Jadi, didalam sebuah ketekunan, ada suatu tujuan yang ingin dicapai. Sebuah tujuan yang dibangun dari sebuah harapan tentunya.

Seseorang yang tekun, adalah seseorang yang tahu dan menyadari, kalau kekurangan yang ada pada dirinya, tidak akan beranjak dari tempatnya, kalau dirinya sendiri tidak berusaha mengubahkan dengan sebuah ketekunan.

Seseorang yang berusaha menggapai sesuatu dengan ketekunan, itu berarti seseorang itu tahu serta menyadari, kalau keberhasilan hanya bisa dicapai melalui suatu proses pembelajaran dan sebuah usaha "ekstra" yang melibatkan kemampuan berpikir serta tenaga untuk mencapainya.

Didalam ketekunan, ada sebuah tantangan hidup, ada kerja keras yang harus dijalani, ada kesenangan serta kepuasan tersendiri pada saat melakukannya dan pada saat pencapaian, serta ada sebuah kepercayaan diri bahwa kelak diri ini akan mendapat sebuah hasil oleh karenanya.

Hal yang tak kalah pentingnya didalam pribadi seseorang yang tekun, secara sadar dirinya sedang membangun suatu harapan baru dan baik dari dalam diri kita sendiri, untuk menggapai masa depan yang lebih baik.

Yaaa... Berbagai pekerjaan yang dijalankan dengan menghadirkan ketekunan, niscaya akan membawa sebuah hasil yang baik. Sepertinya, tidak ada kata “kegagalan” kalau seseorang melakukan sesuatu dengan penuh ketekunan.

Artinya, sesuatu yang dulunya dianggap mustahil untuk diraih, dapat diperoleh setelah seseorang itu tekun mengerjakannya.

Dalam kehidupan yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan juga berkehendak agar anak-anakNya dapat menghadirkan ketekunan diri dalam bersekutu, beribadah, dan berdoa kepadaNya.

Tuhan juga menyatakan kalau IA berkehendak agar anak-anakNya membangun iman kepercayaan dengan bertekun diri, sebab setiap anak-anak Tuhan yang memposisikan ketekunan untuk menjaga kualitas hubungannya dengan Allah, agar memperoleh upah berupa kehidupan yang kekal.

“Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.” (Ibrani 10 : 36)

Secara sederhana, dapatlah dikatakan kalau arti serta maksud dari ayat Firman Tuhan tersebut adalah : ada berkat dan sukacita dibalik ketekunan sikap yang kita tunjukkan dalam bersekutu dengan Allah.

Dalam hal ini, hukum tabur tuai, berlaku.

Ketekunan anak-anak Tuhan akan memperkokoh iman, karena hidup yang bertekun dalam iman, akan membuat anak-anak Tuhan semakin tahu dan semakin memahami, bagaimana kehendak Tuhan atas jalan kehidupan yang Tuhan inginkan agar dilakukan oleh setiap orang yang percaya kepadaNya.

Iman yang benar dibangun dengan menghadirkan ketekunan, dimana setiap anak-anak Tuhan yang memiliki kerinduan besar untuk semakin memperkokoh iman percayanya kepada Allah, membutuhkan adanya ketekunan diri, yaitu dengan memahami segenap isi Firman Tuhan dan menjalankan segenap perintah-perintahNy a dalam kehidupan.

Tuhan Yesus sendiri pernah mengajarkan tentang besarnya kekuatan yang dihasilkan dari sebuah ketekunan. Apabila hati kita tidak bimbang dan ragu, namun percaya serta yakin kalau segala sesuatu yang kita kerjakan dengan tekun akan membawa hasil di kemudian hari, maka hal itu akan terjadi.

Semakin kita bertekun didalam sikap percaya kita kepada Allah, maka kita akan mendapatkan berkat dan sukacita oleh karena pengharapan yang kita bangun didalam diri, yaitu kepada Yesus Kristus, tidak akan berakhir dengan kekecewaan sebab Allah sendiri adalah Pribadi yang setia dengan janjiNya.

Mari, bangun diri kita dalam ketekunan, tidak hanya dalam menjalani kehidupan, akan tetapi juga dalam menjaga prinsip iman kita.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Tidak ada komentar: